Welcome

Delete this widget from your Dashboard and add your own words. This is just an example!

Gunung Bromo

Jumat, 11 Desember 2015

Oke guys Eka kembali lagi dengan cerita perjalanan Eka bersama Tim EXPREZZ. Kita brangkat tanggal 14/11/2015 20.00PM megendarai roda empat yang beranggotaan Big Bos, Mas Satrio, Mas Heru, Mbak Ilut, Mbak Ratna, dan Eka.
Pejalanan kami melewati jalur Lawang Melalui Rute Pasuruan (Desa Tosari – Wonokitri – Gunung Bromo) Menurut sejarah yang Eka baca di sosial media.
Prolog Konon pada jaman dahulu kala ketika kerajaan majapahit mengalami serangan dari berbagai daerah penduduk pribumi kebingungan untuk mencari tempat tinggal, hingga pada akhirnya mereka terpisah menjadi dua bagian yan pertama menuju ke gunung Bromo, kedua menuju Bali. Ke dua tempat ini sampai sekarang mempunyai dua kesamaan yaitu sama – sama menganut kepercayaan beragama Hindu. Disebut suku Tengger di kawasan Gunung Bromo, Nama Tengger berasal dari Legenda Roro Anteng juga Joko Seger yang diyakini sebagai asal-usul nama Tengger itu. “Teng” akhiran nama Roro An-”teng” dan “ger” akhiran nama dari Joko Se-”ger” dan Gunung Bromo sendiri dipercaya sebagai gunung suci. Mereka menyebutnya sebagai Gunung Brahma. orang Jawa kemudian menyebutnya Gunung Bromo. Kisah asal-usul gunung Bromo Di sebuah pertapaan, istri seorang Brahmana / Pandhita baru saja melahirkan seorang putra dengan fisiknya sangat bugar dengan tangisan yang sangat keras ketika lahir, karenanya bayi tersebut diberi nama ” JOKO SEGER “. Di tempat sekitar Gunung Pananjakan, pada waktu itu ada seorang anak perempuan yang lahir dari titisan dewa. Wajahnya cantik juga elok. Dia satu-satunya anak yang paling cantik di tempat itu. Ketika dilahirkan, anak itu tidak layaknya bayi lahir. Ia diam, tidak menangis sewaktu pertama kali menghirup udara. Bayi itu begitu tenang, lahir tanpa menangis dari rahim ibunya. Maka oleh orang tuanya, bayi itu dinamai Rara Anteng. Dari hari ke hari tubuh Rara Anteng tumbuh menjadi besar. Garis-garis kecantikan nampak jelas diwajahnya. Termasyurlah Rara Anteng sampai ke berbagai tempat. Banyak putera raja melamarnya. Namun pinangan itu ditolaknya, karena Rara Anteng sudah terpikat hatinya kepada Joko Seger. Suatu hari Rara Anteng dipinang oleh seorang bajak yang terkenal sakti dan kuat. Bajak tersebut terkenal sangat jahat. Rara Anteng terkenal halus perasaannya tidak berani menolak begitu saja kepada pelamar yang sakti. Maka ia minta supaya dibuatkan lautan di tengah-tengah gunung. Dengan permintaan yang aneh, dianggapnya pelamar sakti itu tidak akan memenuhi permintaannya. Lautan yang diminta itu harus dibuat dalam waktu satu malam, yaitu diawali saat matahari terbenam hingga selesai ketika matahari terbit. Disanggupinya permintaan Rara Anteng tersebut. Pelamar sakti tadi memulai mengerjakan lautan dengan alat sebuah tempurung (batok kelapa) sehingga pekerjaan itu hampir selesai. Melihat kenyataan demikian, hati Rara Anteng mulai gelisah. Bagaimana cara menggagalkan lautan yang sedang dikerjakan oleh Bajak itu? Rara Anteng merenungi nasibnya, ia tidak bisa hidup bersuamikan orang yang tidak ia cintai. Kemudian ia berusaha menenangkan dirinya. Tiba-tiba timbul niat untuk menggagalkan pekerjaan Bajak itu. Rara Anteng mulai menumbuk padi di tengah malam. Pelan-pelan suara tumbukan dan gesekan alu membangunkan ayam-ayam yang sedang tidur. Kokok ayam pun mulai bersahutan, seolah-olah fajar telah tiba, tetapi penduduk belum mulai dengan kegiatan pagi. Bajak mendengar ayam-ayam berkokok, tetapi benang putih disebelah timur belum juga nampak. Berarti fajar datang sebelum waktunya. Sesudah itu dia merenungi nasib sialnya. Rasa kesal dan marah dicampur emosi, pada akhirnya Tempurung (Batok kelapa) yang dipakai sebagai alat mengeruk pasir itu dilemparkannya dan jatuh tertelungkup di samping Gunung Bromo dan berubah menjadi sebuah gunung yang sampai sekarang dinamakan Gunung Batok. Dengan kegagalan Bajak itu membuat lautan di tengah-tengah Gunung Bromo, suka citalah hati Rara Anteng. Ia melanjutkan hubungan dengan kekasihnya, Joko Seger. Kemudian hari, Rara Anteng dan Joko Seger menikah sehingga menjadi pasangan suami istri yang bahagia, karena keduanya saling mengasihi dan mencintai. Pasangan Rara Anteng dan Jaka Seger membangun pemukiman dan kemudian memerintah di kawasan Tengger dengan sebutan Purbowasesa Mangkurat Ing Tengger, maksudnya “Penguasa Tengger Yang Budiman”. Nama Tengger diambil dari akhir suku kata nama Rara Anteng dan Jaka Seger. Kata Tengger berarti juga Tenggering Budi Luhur atau pengenalan moral tinggi, simbol perdamaian abadi. Dari waktu ke waktu masyarakat Tengger hidup makmur dan damai, namun sang penguasa tidaklah merasa bahagia, karena setelah beberapa lama pasangan Rara Anteng dan Jaka Tengger berumahtangga belum juga dikaruniai keturunan. Kemudian diputuskanlah untuk naik ke puncak gunung Bromo untuk bersemedi dengan penuh kepercayaan kepada Yang Maha Kuasa agar di karuniai keturunan.
Tiba-tiba ada suara gaib yang mengatakan bahwa semedi mereka akan terkabul namun dengan syarat bila telah mendapatkan keturunan, anak yang bungsu harus dikorbankan ke kawah Gunung Bromo, Pasangan Roro Anteng dan Jaka Seger menyanggupinya, kemudian didapatkannya 25 orang putra-putri, namun naluri orang tua tetaplah tidak tega bila kehilangan putra-putrinya. Pendek cerita tentang Sejarah Gunung Bromo Legenda Bromo Tengger, pasangan Rara Anteng dan Jaka Seger ingkar janji, Dewa menjadi marah dengan mengancam akan menimpakan malapetaka, kemudian terjadilah prahara keadaan menjadi gelap gulita sehingga kawah Gunung Bromo menyemburkan api. Kusuma anak bungsunya lenyap dari pandangan terjilat api kemudian masuk ke kawah Bromo, bersamaan hilangnya Kesuma terdengarlah suara gaib: ”Saudara-saudaraku yang kucintai, aku telah dikorbankan oleh orang tua kita dan Hyang Widi menyelamatkan kalian semua. Hiduplah damai dan tenteram, sembahlah Syah Hyang Widi. Aku ingatkan agar kalian setiap bulan Kasada pada hari ke-14 mengadakan sesaji yang berupa hasil bumi kemudian di persambahkan kepada Hyang Widi asa di kawah Gunung Bromo. sampai sekarang kebiasaan ini diikuti secara turun temurun oleh masyarakat Tengger dan setiap tahun diadakan upacara Kasada di Poten lautan pasir dan kawah Gunung Bromo.

Pantai Sioro Tanggunggunung Tulungagung

Ok Budy :-D, lama ia Guys Cece Eka gak posting tentang perjalan Cece. Pasti pada nyari,in ia. Hahahaha Maaf Guys. Oke kali ini Cece kembali untuk membahas beautiful beach again yaitu Pantai Sioro. Yups Pantai Sioro masih sangat asing bagi warga Tulungagung mungkin karena jalur aksesnya yang kurang memadai dan sulit. Hehehe Namun jangan salah Guys Pantai Sioro sangat memiliki dan menyimpan kecantikan yang luar biasa yang bisa memikat para pengunjung yang datang. Wah pasti kalian penasaran kan?? Hehehe Seperti biasa Guys Cece kalau maen tu not alone, but always with my Friend Firda Arica :-D. Kita maen bareng dan explore tempat-tempat yang menurut Kami berdua belum Kami ketahui. dan Pantai Sioro adalah tujuan Kami berdua.
Lokasi : Desa Ngrejo kec. Tanggunggunung Tulungagung Rute : dari kota ikuti petunjuk ke Campurdarat, sampai di pertigaan pasar Campurdarat belok kiri mengikuti petunjuk ke pantai Popoh, sampai di pertigaan SMA Campurdarat belok kiri mengikuti petunjuk ke Tanggunggunung. Sekitar 5kiloan ada pertigaan belok kanan masuk desa Ngrejo mengikuti petunjuk pantai Brumbun dan pantai Gerangan. Ikuti jalan jika ada pertigaan belok kiri mengikuti petunjuk ke balai desa Ngrejo. Sampai di area balai desa tanya warga arah jalan menuju pantai Sioro. Info : akses jalan ke pantai Sioro mulai dari desa Ngrejo benar2 membingungkan dan menyesatkan. Harus banyak2 tanya sama warga sekitar dan warga yg bekerja di ladang, karena dr desa Ngrejo perjalanan di lanjut melewati jalan setapak di area ladang penduduk. Bukan cuma jauh tp jalan setapak di area ladang ini banyak sekali percabangan. Selain itu medan jalan setapak juga naik turun dan berkelok kelok, bahkan ada juga yg berbatu. Karena keadaan yg seperti itulah yg membuat pantai Sioro menjadi salah satu pantai yg sulit di jangkau dan masih alami di Tulungagung.

Pantai Gatra Malang

Oke Guys Eka kembali lagi deng cerita perjalan Eka di Pantai Gatra. Seperti biasa Eka kesini tidak sendiri tapi sama seorang yang special+penting dalam hidup Eka. Kerena Ek biasanya rame-rame atau sama Mbak Firda. Tapi kali ini orang ini sangat membant Eka untuk menghargai waktu+perjuangan. Ok cece muai ia. Tentang Nusantara - Pantai Gatra, Kabupaten Malang - Jawa Timur. Pantai Gatra adalah satu pantai yang ada di Kabupaten Malang, Pantai ini termasuk Pantai Selatan yang terkenal akan ganasnya ombak yang di miliki oleh Pantai Selatan. Pantai Gatra termasuk dalam Konservasi Sendangbiru yang tepatnya berada di Desa Tambakrejo. Pantai Gatra memiliki destinasi wisata yang cukup bagus dan sering kali pantai ini menjadi tempat Camping bagi para pencita alam.
Pantai Gatra sejalur dengan Pantai Clungup dan bisa di tempuh dengan menggunakan kendaraan bermotor 2 jam dari Kota Malang. Jika anda mengunjungi pantai ini anda harus berjalan sejauh 1 km dengan berjalan kaki dari posko informasi. Untuk tiket masuk anda harus memberikan donasi sebesar Rp. 6.000, cukup terjangkau untuk semua kalangan. Perjalanan menuju Pantai Gatra tidak terlalu jauh mungkin membutuhkan waktu sekitar 10 menit dengan jalur yang cukup landai dan mudah di jangkau. Anda akan melewati Pantai Clungup sebelum anda sampai ke Pantai Gatra, anda juga bisa menikmati Pantai Clungup sejenak dan tidak di pungut biaya lagi karena menjadi satu dengan tiket masuk. Kita juga bisa melanjutkan berwisata menuju beberapa pantai, salah satunya adalah Pantai Tiga Warna, Pantai Savana, Pantai Batu Belah, dan Pantai Mini. Untuk menuju pantai-pantai tersebut anda harus menyewa pemandu yang di pungut biaya Rp. 75.000 per 10 orang pengunjung atau perombongan wisatawan.
Oke Guys capek sudah Cece Eka membahas tentang Pantai Gatra, Kabupaten Malang - Jawa Timur.hahahaha Semoga bisa bermanfaat bagi kalian yang ingin berwisata kesini.

Pantai Clungup, Kabupaten Malang

Pantai Clungup adalah salah satu pantai yang ada di wilayang Kabupaten Malang tepatnya ada di Konservasi Sendangbiru, Desa Tambakrejo. Pantai Clungup merupakan pantai selatan yang patut di kunjungi pasalnya pantai ini menjanjikan pemandangan yang begitu indah tak kalah dengan pantai-pantai di sekitarnya.
Pantai Clungup bisa diakases dengan kendaraan roda empat maupun kendaraan roda dua, namun pantai kendaraan harus diparkir ditempat parkir yang telah dised-iakan oleh warga sekitar. Untuk bisa masuk ke Pantai Clungup anda harus memberikan donasi Sebesar Rp. 6.000, dan untuk parkir sepeda motor cukup membayar Rp. 3.000 cukup terjangkau untk semua kalangan dan sebanding dengan pemandangan yang disuguhkan. Pantai ini merupakan akses menuju Pantai Gatra, Pantai Tiga Warna, Pantai Savana, Pantai Mini, Pantai Batu Belah. Anda juga bisa melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki ke pantai-pantai tersebut tapi disarankan menggunakan Tour Guide dengan membayar Rp. 75.000 per 10 orang wisatawan.
Akses Jalan Menuju Pantai Clungup Akses menuju Pantai Clungup dari Kota Malang memerlukan waktu sekitar 2 jam perjalanan menggunakan kendaraan bermotor. Anda bisa mengambil jalur menuju Pantai Sendang Biru lalu di tengah perjalanan ada petunjuk arah menuju ke arah Pantai Clungup belok kanan mengambil arah ke Pantai Clungup dan Pantai Goa Cina sekitar 2 km dari pertigaan itu ada petunjuk arah lagi menuju Pantai Clungup dan anda tinggal mengikuti petunjuk yang ada di sepanjang jalan.
Mungkin jika anda memiliki waktu luang anda bisa mengunjung Pantai Clungup di daerah Kabupaten Malang - Jawa Timur. Indonesia Masih Indah untuk di Eksplore, Coba Buka Cendela Kamarmu........... :)

Air Terjun Cuban Rondo Malang

Haiyy sahabat Dumai. Apa kabarnya nich?? Pasti baik+penasaran kan dengan cerita perjalanan Eka. Kali ini Eka akan menceritakan perjalan Eka bersama Kak Firda di Cuban Rondo Malang. Air terjun Coban Rondo merupakan salah satu air terjun yang sangat populer di kalangan wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Air terjun ini terletak di Desa Pandesari, Kecamatan Punjong, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.
Berdasarkan legenda masyarakat sekitar, bahwa asal mula Air Terjun Coban Rondo ini berawal dari sebuah kisah asmara sepasang pengantin baru yang bernama Dewi Anjarwati yang berasal dari Gunung Kawi dan Raden Baron Kusuma dari Gunung Anjasmoro. Menginjak usia pernikahan yang ke Selapan (36 hari), Dewi Anjarwati mengajak suaminya berkunjung ke rumah mertuanya di Gunung Anjasmoro. Namun, berdasarkan adat orang Jawa bahwa pengantin yang masih usia Selapan belum diperbolehkan meninggalkan rumah terlalu jauh. Oleh karena itu, mereka dilarang untuk pergi ke Gunung Anjarwati oleh orang tua dari Raden Baron. Akan tetapi, keduanya bersihkeras akan berkunjung ke Gunung Anjasmoro dengan segala resiko yang ada. Di tengah perjalanan tiba-tiba muncul Joko Lelono yang ternyata terpikat dengan kecantikan dari Dewi Anjarwati. Akhirnya Raden Baron memerintahkan anak buahnya untuk menyembunyikan Dewi Anjarwati ke sebuah lokasi yang terdapat Air Terjun (dalam bahasa Jawa disebut Coban). Raden Baron dan Joko Lelono bertempur hebat hingga keduannya gugur. Akibat dari gugurnya suami Dewi Anjarwati, maka statusnya berubah menjadi Janda (dalam bahasa Jawa Rondo). Sejak saat itulah air terjun ini dinamakan air terjun Coban Rondo. Air terjun setinggi 84 meter ini berasal dari sumber mata air Cemoro Dudo. Air terjun Coban Rondo ini mulai dibuka untuk umum sejak tahun 1980. Panorama klasik air tejun yang dibalut dengan keindahan alam dan disempurnakan dengan udara pegunungan yang masih sangat alami ini memang menjadi mangnet yang luar biasa bagi para wisatawan. banyak wisatawan domestik dan mancanegara datang ke lokasi obuyek wisata ini. Terutama saat hari libur, pengunjung akan mengalami pelonjakan. Namun perlu diketahui bahwa ada beberapa peraturan yang harus dipatuhi oleh wisatawan saat berkunjung ke lokasi ini, yakni dilarang mandi atau berada di bawah air terjun dan apabila hujan lebat turun maka pengunjung diwajibkan untuk meninggalkan lokasi wisata. Karena ditakutkan akan terjadi banjir ataupun longsor. Wahana permainan Selain dapat menikmati keindahan dan keeksotikan air terjun Coban Rondo, di sekitar lokasi ini juga terdapat beberapa wahana permainan yang dapat Anda pilih, diantaranya: Fun Tubing dengan biaya sebesar Rp 35.000/orang. Paint ball dengan paket 3 on 3 (6 orang) dengan 150 peluru biaya sebesar Rp 450.000,- dan paket 3 on 3 (6 person) dengan 300 peluru biaya sebesar Rp 750.000,-. Shooting Target dengan biaya Rp 10.000/10 peluru.
Masih di sekitar lokasi wisata air terjun Coban Rondo, terdapat wisata lainnya yang dapat wisatawan kunjunggi yakni wisata Satwa dan Kebun. Di lokasi Satwa dan Kebun ini Anda dapat melihat aneka satwa dan beberapa pilihan wahana permainan. Wahana permainan di area ini, diantaranya: Labirin (Rp 7.500,-), Bersepeda Gunung (Rp 5.000), Berkuda (Rp 12.000,-), Kereta Kelinci (Rp 5.000,-), dll. Bagi wisatawan yang datang dengan rombongan bisa memilih paket pilihan wisata dari mulai petik apel, sahabat peternak, outbound kid/care, outbound pelajar sampai dengan outbound 3 hari. Tentunya harga setiap kegiatan tersebut bervariasi dari mulai Rp 25.000,- sampai Rp 1.000.000,- per person.

Paralayang

oke guys. kembali lagi dengan Cece Wisata paralayang ini sendiri berbatasan langsung dengan Kecamatan Pujon, dan pastinya dekat dengan air terjun coban rondo yang sangat indah itu. Dalam setiap harinya banyak sekali pengunjung yang datang kesini baik dari dalam negeri maupun luar negeri, kebanyakan dari mereka semua kesini hanya untuk berfoto ria alias foto selfie karena pemandangan yang sangat benar-benar bagus.
Dan tak kalah jumlahnya pengunjung yang mencoba menikmati indahnya Kota Batu dengan terbang diatasnya yaitu dengan paralayang ini, untuk mencoba terbang anda akan dikenakan tarif bervariasi, mulai dari yang paling murah sekitar Rp.350.000 sudah termasuk instruktur berlisensi, uang ojek untuk kembali keatas serta termasuk juga biaya untuk asuransi, namun itu semua tergantung dari kemampuan kalian menawarnya.
Jika tujuan anda berkunjung ke gunung banyak ini hanya sekedar menikmati pemandangan yang sangat disana, pastikan anda memilih waktu yang tepat terutama soal cuaca, akan sangat disayangkan jika kesana anda tidak mencoba terbang, dan juga tidak melihat bagaimana paralayang mulai mengudara. Pilihlah hari sabtu atau minggu karena saat itulah sedang ramai-ramainya pengunjung dan kebanyakan komunitas paralayang yang ada berlatih dan menerima job untuk jadi instruktur, bisa juga hari lainnya asal cerah. Untuk mencapai wisata ini sendiri ada banyak alternatif namun kesemuanya bermuara pada 2 arah yaitu dari Batu untuk yang berasal dari wilayah Surabaya, Pasuruan, Sidoarjo dan sekitarnya atau dari Pujon dan Ngantang untuk yang berasal dari wilayah Kediri, Jombang, dan sekitarnya. Arah dari Batu. Ambil arah ke Pujon hingga sampai di Desa Songgokerto lalu belok kanan arah ke Songgoriti, akan ada banyak villa dan orang yang menawarkan villa, lurus ikuti jalan hingga menemukkan jalan menanjak dimana itulah kaki dari gunung banyak, ikuti jalan menanjak yang sangat curam pastikan anda memakai gigi roda 1, sampai masuk ke Pujon lalu anda akan menemukan pertigaan dimana seperti rute diatas, yang berada disisi kanan jalan lalu ikuti jalan itu sesuai petunjuk diatas. Selain lewat Songgoriti yang jalannya menanjak curam jika lewat batu anda juga bisa mengambil jalur bus puspa indah yaitu arah Pujon yang lurus mengikuti jalan, hingga menemukkan pertigaan kembali ke arah Songgoriti yang sama seperti rute dari Pujon dan Ngantang, disini jalannya menanjak juga tapi tak terasa hanya saja berliku tajam. Selain dua jalur utama diatas bagi yang berasal dari Mojokerto dan sekitarnya bisa menggunakan jalur Pacet-Batu lewat Cangar, nanti anda akan menemukan wana wisata Air terjun watu ondo di cangar. Sebagai sedikit dokumentasi inilah beberapa potret dan video yang bisa saya abadikan dari indahnya gunung banyak. Serius ini adalah tujuan dan tempat wisata yang keren abis, semua keringat anda untuk sampai ke tempat ini akan terbayarkan. Selain paralayang ada juga wisata rumah pohon atau oemah kayu di gunung banyak ini yang akan kita bahas dalam artikel selanjutnya, dan Malang masih punya wisata lain yaitu pantai balekambang, inilah indahnya potensi wisata di Malang. Bantu sebarkan artikel berjudul Paralayang Batu Malang Wisata Gunung Banyak ini.